Powered By Blogger

Kamis, 12 Juni 2014

Kesalahan Penggunaan Bahasa Ke-16

Kali ini saya akan mengkritisi artikel tentang "Artikel : Tentang Ketika Teknologi Informasi Berkembang Pesat" ,
disini saya akan coba mengkoreksi penulisan serta penggunaan bahasa dalam artikel tersebut.
Dan sebagian isi dari artikel yang ingin saya kritisi adalah :


Artikel : Tentang Ketika Teknologi Informasi Berkembang Pesat

Dunia teknologi informasi saat ini telah berkembang sangat pesat sekali. Saat ini kita bisa merasakan bahwa dunia ini hanyalah sebesar genggaman tangan. Jadi kita bisa menggenggam dunia dengan hanya membawa sebuah gadget.
Sebenarnya akan muncul beberapa hal yang harus di waspadai untuk hal ini. 

Dan mungkin hal ini akan membuka mata kita bahwa memang dunia ini sudah berubah total dengan adanya kemudahan mengakses internet. 


Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut ini:


Cepatnya akses informasi tersebar ke masyarakat informasi saat ini sangat cepat sekali ke seluruh masyarakat, Misalkan saja ketika ada pemilu, kita bisa dengan cepat untuk memprediksi siapa yang menang dengan melihat quick count yang ada.


Selain itu kita juga bisa melihat secara langsung peristiwa lain yang terjadi sekalipun itu di belahan bumi manapun. Dengan adanya video streaming kita bisa melihat apa yang terjadi di palestina misalnya.


Mudahnya untuk membentuk opini publik bagi pengusaha media dengan adanya informasi yang di berikan, media bisa dengan mudah mengajak masyarakat ke sebuah opini tersendiri. Namun sebagai pencari informasi, kita juga harus bisa memfilter informasi yang masuk ke diri kita.

Adanya transparansi dari semua kalangan jika orang melakukan penipuan pasti akan dengan cepat menyebar karena sekarang setiap orang bisa berbagi melalui social media.

Terjadi perubahan dalam dunia pemasaran dunia pemasaran akan berubah ketika internet sudah sangat mudah di akses. Pembisnis yang tadinya bergerak dalam bidang offline dalam pemasaran sekarang sudah beranjak memasuki dunia online

sumber :

 
            Pembahasan
            Artikel ini pun sama seperti artikel sebelumnya dalam hal penamaan judul yaitu menggunakan kata ‘artikel’. Mungkin penulis artikel ini sama dengan penulis artikel sebelumnya, walau tidak menutup kemungkinan pula berbeda. Yang pasti, tujuannya sama dalam penamaan judul yaitu memberikan informasi bahwa karya tulis yang dibuatnya berjenis artikel. Padahal tidak perlu diinformasikan pun, pembacanya sudah pasti mengetahui bahwa tulisan di atas merupakan artikel.
            Sebagai penulis, sebaiknya mulai dari sekarang berhenti membuat pembaca seolah-olah tidak mengerti apa-apa. Mulailah dari sekarang berhenti menggurui pembaca dengan tulisan-tulisan yang dibuat. Orang-orang yang mencari informasi tidak berarti bodoh, tapi semata-mata membutuhkan informasi. Walaupun tidak dapat disamaratakan semuanya mengerti, tapi bukan berarti juga disamaratakan semua pembaca tidak mengerti apapun. Jadi, carilah cara agar pembaca yang sebelumnya tidak mengerti menjadi mengerti tanpa merasa digurui. Dan buatah pembaca yang memang sudah mengerti menjadi mendapat informasi atau ilmu tanpa merasa diremehkan oleh penulis. Dan cara itu berbeda-beda, bergantung penulis itu masing-masing.
            Kemudian lihatlah kalimat berikut “Cepatnya akses informasi tersebar ke masyarakat informasi saat ini sangat cepat sekali ke seluruh masyarakat, Misalkan saja ketika ada pemilu, kita bisa dengan cepat untuk memprediksi siapa yang menang dengan melihat quick count yang ada.”. Bukan hanya masalah kata ‘quick count’ yang tidak dimiringkan dalam kalimat di atas.
            Ada permasalahan lain yang terdapat pada kalimat tersebut. Sebenarnya tidak hanya pada kalimat ini saja, tapi pada kalimat-kalimat selanjutnya, namun karena permasalahannya sama, sehingga hanya diambil satu contoh saja agar lebih efisien.
            Tentu sudah jelas masalah apa yang ada pada kalimat tersebut. ketidakjelasan perbedaan antara sub dengan isi sub. Yang membedakan hanyalah huruf yang dicetak tebal menunjukan bahwa itu adalah sub, sedangkan yang tidak dicetak tebal berarti isi sub. Lalu pertanyaannya ialah apa fungsi penomeran atau numbering? Atau jika memang tidak ingin menggunakan numbering, apakah penulis artikel di atas lupa dengan tombol enter? Apakah penulis artikel di atas lupa bahwa ada tanda baca yang dapa membantunya membantu pembaca untuk dapat mengerti dengan mudah tulisannya? Entahlah, yang pasti hanya penulis artikel di atas sendiri yang tahu alasannya. Yang pasti dapat kita katakan, penulis artikel di atas tidak berusaha memberikan karya tulis yang baik dan benar, entah itu dari segi aturan tata tulis maupun dari segi isi artikel. Artikel di atas (bahkan artikel-artikel sebelumnya) bolehlah dikatakan artikel yang “seadanya”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer