Powered By Blogger

Rabu, 04 Juni 2014

Kesalahan Penggunaan Bahasa Ke-6

Kali ini saya akan mengkritisi artikel tentang Pengertian Hacker, disini saya akan coba mengkoreksi penulisan serta penggunaan bahasa dalam artikel tersebut.
Dan sebagian isi dari artikel yang ingin saya kritisi adalah :


PENGERTIAN HACKER
hacker adalah orang yang mempelajari, menganalisa, dan selanjutnya bila menginginkan, bisa membuat, memodifikasi, atau bahkan mengeksploitasi sistem yang terdapat di sebuah perangkat seperti perangkat lunak komputer dan perangkat keras komputer seperti program komputer, administrasi dan hal-hal lainnya , terutama keamanan
 Terminologi peretas muncul pada awal tahun 1960-an diantara para anggota organisasi mahasiswa Tech Model Railroad Club di Laboratorium Kecerdasan Artifisial Massachusetts Institute of Technology (MIT). Kelompok mahasiswa tersebut merupakan salah satu perintis perkembangan teknologi komputer dan mereka berkutat dengan sejumlah komputer mainframe. Kata bahasa Inggris “hacker” pertama kalinya muncul dengan arti positif untuk menyebut seorang anggota yang memiliki keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer yang lebih baik daripada yang telah dirancang bersama.
Kemudian pada tahun 1983, istilah hacker mulai berkonotasi negatif. Pasalnya, pada tahun tersebut untuk pertama kalinya FBI menangkap kelompok kriminal komputer The 414s yang berbasis di Milwaukee, Amerika Serikat. 414 merupakan kode area lokal mereka. Kelompok yang kemudian disebut hacker tersebut dinyatakan bersalah atas pembobolan 60 buah komputer, dari komputer milik Pusat Kanker Memorial Sloan-Kettering hingga komputer milik Laboratorium Nasional Los Alamos. Satu dari pelaku tersebut mendapatkan kekebalan karena testimonialnya, sedangkan 5 pelaku lainnya mendapatkan hukuman masa percobaan.
Kemudian pada perkembangan selanjutnya muncul kelompok lain yang menyebut-nyebut diri sebagai peretas, padahal bukan. Mereka ini (terutama para pria dewasa) yang mendapat kepuasan lewat membobol komputer dan mengakali telepon (phreaking). Peretas sejati menyebut orang-orang ini cracker dan tidak suka bergaul dengan mereka. Peretas sejati memandang cracker sebagai orang malas, tidak bertanggung jawab, dan tidak terlalu cerdas. Peretas sejati tidak setuju jika dikatakan bahwa dengan menerobos keamanan seseorang telah menjadi peretas.
Para peretas mengadakan pertemuan tahunan, yaitu setiap pertengahan bulan Juli di Las Vegas. Ajang pertemuan peretas terbesar di dunia tersebut dinamakan Def Con. Acara Def Con tersebut lebih kepada ajang pertukaran informasi dan teknologi yang berkaitan dengan aktivitas peretasan.
Peretas memiliki konotasi negatif karena kesalahpahaman masyarakat akan perbedaan istilah tentang hacker dan cracker. Banyak orang memahami bahwa peretaslah yang mengakibatkan kerugian pihak tertentu seperti mengubah tampilan suatu situs web (defacing), menyisipkan kode-kode virus, dan lain-lain, padahal mereka adalah cracker. Cracker-lah menggunakan celah-celah keamanan yang belum diperbaiki oleh pembuat perangkat lunak (bug) untuk menyusup dan merusak suatu sistem. Atas alasan ini biasanya para peretas dipahami dibagi menjadi dua golongan: White Hat Hackers, yakni hacker yang sebenarnya dan cracker yang sering disebut dengan istilah Black Hat Hackers.
 sumber :

            Pembahasan
            Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang benar ialah analisis bukanlah analisa.Jadi artikel ini masihlah menggunakan kata yang dalam bahsa Indonesia sendiri tidak baik dan tidak benar.Mudah-mudahan hal ini didasari atas ketidaktahuan bukan karena kesengajaan. Tapi, apa enaknya hidup dalam ketidaktahuan? Bukankah seharusnya sebelum kita mencamtumkan suatu kata dalam suatu artikel, penulis artikel tersebut harus tahu terlebih dahulu apa arti kata yang akan dirinya gunakan dalam tulisannya.
            Kemudian ada yang kurang dalam kalimat “dan selanjutnya bila menginginkan,”.Lebih baik jika dalam kalimat tersebut ditambah dengan subjek yang dituju, atau dengan menggunakan kata ganti subjek. Misal “dan selanjutnya bila hacker itu menginginkan,” atau “dan selanjutnya bila dirinya menginginkan,”. Jika seperti yang dicontohkan, akan lebih jelas siapa subjeknya tidak seperti yang ada pada artikel, tidak jelas maksudnya apa hanya karena kata subjek tidak disertakan dalam kalimat tersebut.
            Walaupun tidak dapat diketahui mana paragraf pertama dan selanjutnya, anggap saja mulai dari kata pertama hingga tanda titik (.) yang sepertinya lupa ditik oleh penulis artikel ini.Pada paragraf pertama, terlalu banyak tanda koma (,), terlalu banyak kalimat yang dibuat menjadi anak kalimat.Seharusnya tanda titik (.) dapat diletakkan di kalimat-kalimat awal, namun penulisnya memilih untuk terus memberi tanda koma (,) dan tanda titik (.
) barulah ada di akhir kalimat yang juga menjadi akhir paragraf.
            Dan jika kita membaca dengan detail, ada tanda koma (,) yang ditulis terpisah dengan kata sebelumnya.Tentu hal ini tidak benar karena tanda koma (,) tidak dapat berdiri sendiri.tanda koma (,) tidak perlu diberi jarak alias harus menempel dengan kata sebelumnya, hal ini untuk menandakan bahwa hal itu merupakan tanda koma (,) yang berfungsi sebagai jeda atau pemisah antar anak kalimat, bukan tanda koma (,) yang dibaca atau dilafalkan sebagai suatu kata karena penulisannya berdiri sendiri.
            Walaupun memiliki beberapa kekurangan, baik yang sudah ditemukan kemudian dikritisi ataupun yang belum ditemukan, artikel ini cukup baik dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kata-kata yang digunakan hamper semuanya baku, dan struktur-struktur yang digunakan pun tepat. Penggunaan-penggunaan imbuha yang seringkali banyak tidak dimengerti oleh orang banyak, dalam artikel ini digunakan dengan cukup baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer